Senin, 06 November 2017

Karena Kamu, Cuma Satu.


Tidak semua Dia adalah Kamu, dan Aku adalah Saya.


Dear, Aira..
Apakah kau mungkin masih ingat akan aku?
Apakah aku masih ada dalam setiap daftar kunjungan mu?
Apakah aku pernah menjadi salah satu perbincangan mu dengan Dia?

Cantikku, bagaimana kabarmu?
Mengenalmu adalah salah dari takdir terbaikku. walau hanya sementara. walau memang kita takkan pernah bisa bersama. walau seberapa kuat mencoba, takkan ada yang bisa berubah.
Ah, Aira..
Aku masih ingat bagaimana semua terjadi walau dengan singkat, semuanya rapi dan terus menyengat.

Aku melalui hidupku begitu baik, tetapi, andai kau masih disisi, semuanya akan lebih dari sekedar kata Baik.
Sampai detik ini, aku masih berharap.. jika saja kita dipertemukan lebih cepat, aku ingin mencintaimu dengan begitu lebih lambat hingga semua tak harus terasa begitu menyayat.

Aku pernah menemukan seseorang setelah kepergian mu; bertahun-tahun ia mengisi hariku ditempat yang baru setelah aku memutuskan untuk mencoba menghapus luka kita yang pilu.
Namun Aira, ia tak seperti dirimu.
Mungkin ia lelah akan aku, hingga begitu mudah untuk mencari alasan yang sebenarnya keliru.

Berpisah dengannya tak ada apa-apanya dibanding dengan mu.

Jika saja, aku menemani mu kala itu,
Mungkin aku takkan membiarkan kejadian itu berhasil merenggut mu.
Jika saja, aku tak mematung bisu,
Mungkin aku takkan hanya menangis dan bisa melakukan sesuatu.

Kekasihku, Aira..
Maafkan aku yang masih merindu.
Aku memilih mengenang mu dalam lagu yang ku buat, agar tak harus layu dimakan waktu.
Menceritakan bagaimana aku menahan pilu hingga keberuntungan ku karena bisa dicintai oleh orang sepertimu..

Tetapi Aira, pada saat itu..
Seharusnya mungkin kau tak perlu mengkhawatirkan diriku.
Harusnya mungkin kau tak perlu meminta maaf pada ku karena simbah darahmu yang memenuhi tubuhku.
Kau seharusnya mementingkan dirimu! Bukan aku..
Bukan aku..

Ah, Aira,. lagi-lagi maafkan aku..
Aku begitu bangga pernah dimiliki oleh mu, karena takpeduli berapa lama waktu telah berlalu, kau masih menjadi topik utama bagi teman-teman ku yang baru..

Rindu ku, Aira..
Sampaikan salam ku pada Tuhan.

Salam terimakasih ku, karena ia pernah menghadirkan mu dalam hidup pada suatu waktu masa yang lalu.
Maafkan aku yang mungkin tak pernah bisa menghapusmu.
Karena kamu, cuma satu, takkan pernah terganti menjadi hal yang baru, walau hidup harus tetap ku lalui dengan seseorang yang baru.

2 komentar: